KOLORIMETRI
Analisis cara kolorimetri
berdasarkan kepeda perbandingan warna larutan yang konsentrasinya tidak
diketahui, dengan larutan standar yaitu larutan yang diketahui konsentrasinya.
Yang dimaksud dengan warna disini adalah semua warna mulai dari rentang
inframerah hingga ultraviolet.berdasarkan intensitas warnanya, konsentrasi zat
yang mempunyai warnasendiri dapat diukur. Untuk zat yang tidak berwarna, contoh
kita jadikan suatu senyawaan yang berwarnadengan menambahkan pereaksi-pereaksi
yang sesuai. Intensitas dari cahaya kemudian dibandingkan dengan suatu larutan
standar yang telah diketahui kepekatannya.
Kolorimetri dikaitkan dengan
penetapan konsentrasi suatu zat dengan mengukur absorpsi relatif cahaya
sehubungan dengan konsentrasi tertentu zat itu. Dalam kolorimetri visual,
cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya digunakan sebagai sumber cahaya,
dan penetapan biasanya dilakukan dengan suatu instrumen sederhana yang disebut
kolorimeter atau pembanding (comparator) warna. Bila mata digantikan oleh sel
fotolistrik instrumen ini disebut kolorimeter fotolistrik.
Keuntungan utama metode kolorimeter adalah bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk menentukan kuantitas zat yang sangat kecil. Batas atas metode kolorimeter pada umumnya adalah penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas kurang dari 1 atau 2 persen. Penegmbangan kolorimeter fotolistrik yang tidak mahal menyebabkan cabang analisis kimia instrumental ini bahkan dapat dilakukan dalam lembaga pendidikan yang kecil sekalipun.
Keuntungan utama metode kolorimeter adalah bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk menentukan kuantitas zat yang sangat kecil. Batas atas metode kolorimeter pada umumnya adalah penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas kurang dari 1 atau 2 persen. Penegmbangan kolorimeter fotolistrik yang tidak mahal menyebabkan cabang analisis kimia instrumental ini bahkan dapat dilakukan dalam lembaga pendidikan yang kecil sekalipun.
1.
Teori Kolorimetri
Bila suatu berkas cahaya polikromatik atau
monokromatik dialirkanmelalui suatu media yang transparan (gas,cair,padat) maka
sebagian cahaya akan :
Dipantulkan (reflected)
Diserap media (absorbed)
Dipancarkan (taransmitted)
Besarnya penyerap akan sebanding dengan tebalnya media
dan kepekatan dari zat yang dilarutkan. Tiap media akan menyerap cahaya pada
panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan/warna yang ada.
Bila:
I0 : Intensitas cahaya mula-mula
Ia : Intensitas cahaya yang diserap
Ir : Intensitas cahaya yang dipantulkan
It : Intensitas cahaya yang dipancarkan,
Maka :
I0 = Ia + Ir + It
2.
Hukum-hukum yang melandasi Kolorimetri
Lambert (1760)
Menyelidiki hubungan terhadap Io dan It terhadap tebal
media dan memberikan suatu hukum yang bunyinya :
“Bila suatu cahaya
monokromatik melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya
intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya tebal media”.
Beer (1852)
Memberikan suatu hokum yang menunjukan hubungan antara
It dan Io terhadap kepekatan
(C), yaitu :
“Bila suatu cahaya
monokromatis melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya
intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya kepekatan
(C)”.
Gabungan Lambert-beer
“Bila suatu cahaya
monokromator melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya
intensitas cahaya yang ditruskan sebanding dengan ketebalan dan kepekatan
media”.
3.
Panjang Gelombang warna
•Ultraviolet:
<400 nm
•Violet
: 400-450 nm
•Biru :
450-500 nm
•Hijau
: 500-570 nm
•Kuning
: 570-590 nm
•Jingga
: 590-620 nm
•Merah
: 620-760 nm
•Inframerah
: >760 nm
Metode pengukuran maupun perbandingan warna
Asas dasar kebanyakan pengukuran kolorimetrik terdiri dari perbandingan warna yang dihasilkan oleh zat dalam kuantitas yang tak diketahu dengan warna yang sama yang dihasilkan oleh kuantitas yang dikatahui dari zat yang akan ditetapkan itu. Ada enam metode yang biasa digunakan untuk mengukur atau membandingkan warna, yaitu:
Asas dasar kebanyakan pengukuran kolorimetrik terdiri dari perbandingan warna yang dihasilkan oleh zat dalam kuantitas yang tak diketahu dengan warna yang sama yang dihasilkan oleh kuantitas yang dikatahui dari zat yang akan ditetapkan itu. Ada enam metode yang biasa digunakan untuk mengukur atau membandingkan warna, yaitu:
a. Metode deret standar
Metode ini dilakukan dengan membuat suatu deret larutan standar zat yang akan diketahui konsentrasinya dengan berbagai macam variasi konsentrasi. Kemudian larutan sampel dibandingkan dengan deret yang ada. Larutan dengan warna yang serupa secara eksak dengan standar memiliki konsentrasi sama dengan konsentrasi standar.
b. Metode duplikasi
Dibuat satu standar dengan konsentrasi yang telah diketahui. Kemudian sampel diberi reagen pewarna yang sama dengan standar hingga warnanya serupa. Metode ini hanyalah metode kira-kira namun cukup sederhana.
c. Metode pengenceran
Larutan standar dan sampel dimasukkan ke dalam dua tabung dengan ukuran yang sama kemudian dilakukan pengenceran sedikit demi sedikit terhadap larutan yang lebih pekat hingga warnanya sama. Metode sangat tidak tepat.
d. Metode perimbangan
Hampir sama dengan metode pengenceran, namun tabung yang digunakan Silibder Herner
e. Metode fotometer fotolistrik
Dalam metode ini mata manusia diganti oleh suatu sel footlistrk yanh sesuai. Instrumrn yang menggunkan fotolistrik mengukur penyerapan cahaya dan bukan warna zat sehingga instrumen ini lebih tepat bernama comparator fotlistrik.
f. Metode spektrofotometer
Inilah metode paling tepat dalam penentuan konsentrasi zat dalam suatu larutan. Namun memiliki harga yang cukup mahal untuk membeli atau menggunakannya. Hal mengenai spektrofotometer akan dibahas lebih dalam pada artikel-artikel berikutnya.
SPEKTROFOTOMETRI
1.
Pendahuluan
Spektrofotometri merupakan suatu
metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh
suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan mengguankan
monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector Fototube. Dalam
analisis cara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang
elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm), daerah Visible
(380-700 nm), daerah Inframerah (700-3000 nm).
Prinsip kerja spektrofotometri
berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya monokromatik (I0),melalui suatu media
(larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitans adalah
perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan ketika melewati sampel (It)
dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io). Persyaratan
hokum Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang digunakan harus monokromatik, rnergi
radiasi yang di absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, sampel
(larutan) yang mengabsorpsi harus homogeny, tidak terjadi flouresensi atau
phosphoresensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi,
jadi larutan harus pekat (tidak encer).
Beberapa larutan seperti larutan
Timbal (Pb2+) dalam air tidak berwarna, supaya timbul earna larutan Pb
diekstraksi dengan dithizone sehinggaberubah menjadi berwarna merah. Larutan
berwarna merah akan menyerap radiasi pada daerah hijau. Dalam hal ini larutan
Pb menunjukkan absorbans maksimum pada panjang gelombang 515 nm.
2.
Jenis-jenis Spektrofotometri
Spektrofotometri terdiri dari
beberapa jenis berdasarkan sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah
sebagai berikut :
1)
Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai
sumber sinar/energy dalah cahaya tampak (Visible). Cahaya visible termasuk
spectrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat
dilihat oleh mata manusia, maka sinar tersebut termasuk kedalam sinar tampak
(Visible).
2)
Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
Berbeda dengan spektrofotometri Visible, pada
spektrofometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV
memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hydrogen. Dia merupakan isotop
hydrogen yang stabil tang terdapat berlimpah dilaut dan didaratan.
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata
manusia maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa
yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.
3)
Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara
spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua sumber cahaya berbeda, sumber
cahay UV dan sumber cahaya Visible. Kemudahann Metode ini dapat digunakan
baik untuk sampel berwarna juga untuk sampel tak berwarna.
4)
Spektrofotometri IR (Infra Red)
Spektrofotometri ini berdasar kepada penyerapan
panjang gelombang Inframerah. Cahaya Inframerah, terbagi menjadi inframerah
dekat, pertengahan dan jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah adalah
inframerah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000
mikrometer. Hasil analisa biasanya berupa signalkromatogram hubungan intensitas
IR terhadap panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sampel akan
dibandingkan dengan signal standard.
3.
Peralatan spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat
untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagbai fungsi
panjang gelombang. Spektrofotometer ada yang menggunakan berkas rangkap (double
beam), tetapi prinsip pengerjaannya sama seperti berkas tunggal (sinle beam)
yang secara diagram blok
SPEKTROFOTOMETRI
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan
pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering
disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan
suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan
dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas
untuk komponen yang berbeda.
Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum
Lambert-Beer, yaitu :
A = log ( Io / It
) = a b c
Keterangan : Io = Intensitas sinar datang
It = Intensitas sinar yang diteruskan
a = Absorptivitas
b = Panjang sel/kuvet
c = konsentrasi (g/l)
A = Absorban
Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan
dapat dibedakan dari filter fotometri sebagai berikut :
1. Daerah jangkauan spektrum
Filter fotometr hanya dapat digunakan untuk mengukur
serapan sinar tampak (400-750 nm). Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur
serapan di daerah tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm).
2. Sumber sinar
Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka
spektrofotometer menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing
daerah (sinar tampak, UV, IR). Sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya
untuk daerah tampak.
3. Monokromator
Filter fotometere menggunakan filter sebagai
monokrmator. Tetapi pada spektro digunakan kisi atau prisma yang daya
resolusinya lebih baik.
4. Detektor
- Filter fotometer menggunakan detektor
fotosel
- Spektrofotometer menggunakan tabung
penggandaan foton atau fototube.
Komponen utama dari spektrofotometer yaitu :
- 1. Sumber cahaya
Untuk radisi kontinue :
-
Untuk daerah UV dan daerah tampak :
-
Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontiniu pada gelombang
320-2500 nm.
-
Lampu hidrogen atau deutrium (160-375 nm)
-
Lampu gas xenon (250-600 nm)
Untuk daerah IR
Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :
-
Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium oxida (38%)
dan erbiumoxida (3%)
-
Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).
-
Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang 0,4 – 20 nm
- Spektrum radiasi garis UV
atau tampak :
- Lampu uap (lampu
Natrium, Lampu Raksa)
- Lampu katoda
cekung/lampu katoda berongga
- Lampu pembawa
muatan dan elektroda (elektrodeless dhischarge lamp)
- Laser
- 2. Pengatur Intensitas
Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang
dihasilkan oleh sumber cahaya agar sinar yang masuk tetap konstan.
- 3. Monokromator
Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi
sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran
Macam-macam monokromator :
- Prisma
- kaca untuk daerah sinar tampak
- kuarsa untuk daerah UV
- Rock salt (kristal garam) untuk daerah
IR
- Kisi difraksi
Keuntungan menggunakan kisi :
- Dispersi sinar merata
- Dispersi lebih baik dengan ukuran
pendispersi yang sama
- Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan
spektrum
- 4. Kuvet
Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet
kaca dan daerah UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.
- 5. Detektor
Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik
yang sebanding dengan besaran yang dapat diukur.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor :
-
Kepekan yang tinggi
-
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
-
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
-
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
-
Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam-macam detektor :
- Detektor foto (Photo detector)
- Photocell
- Phototube
- Hantaran foto
- Dioda foto
- Detektor panas
- 6. Penguat (amplifier)
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh
detektor agar dapat dibaca oleh indikator.
- 7. Indikator
Dapat berupa :
-
Recorder
-
Komputer